Adsense

Iklan

Kamis, 04 Oktober 2018

Senin, 24 September 2018

Ketaatan merubah segalanya

Image result for ketaatan

Satu hal yang seringkali membuat kita gagal dalam hidup ini adalah karena apa yang kita lakukan selalu menuruti keinginan hati dan pikiran kita sendiri, dan biasanya kegagalan akan membuat kita menjadi orang yang selalu bersungut-sungut serta menganggap bahwa itu adalah cobaan yang Tuhan berikan, padahal firman Tuhan katakan manusialah yang mencobai dirinya sendiri, karena Allah tidak mencobai siapapun.

Bila kita tidak ingin menjadi orang yang gagal tidak ada cara lain selain bercermin pada cara hidup Kristus yang taat melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa di sorga, bahkan firman Tuhan katakan Ia taat sampai mati bahkan mati diatas kayu salib, dan ketaatanlah yang membawa-Nya saat ini duduk disebelah kanan Allah Bapa di sorga.

Di kehidupan yang lain kita bisa melihat Abraham begitu taat terhadap perintah Tuhan, dan ia melakukan apapun yang Tuhan perintahkan bahkan ia rela meninggalkan kenyamanan hidup yang sudah ia miliki di kampung halamannya.

Firman Tuhan mengatakan didalam Ibrani 11:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.

Hidup dalam ketaatan itu tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa. Persoalannya apakah kita mau atau tidak untuk hidup dalam ketaatan, dan orang yang hidup penuh ketaatan melakukan kehendak Bapa di sorga pada akhirnya akan berbuah indah, yaitu menjadi anak-anakNya yang berkenan masuk dan menikmati kehidupan kekal dalam KerajaanNya

Sabtu, 01 September 2018



"Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa!"  Yakobus 5:13

Sering timbul di benak kita pertanyaan:  sanggupkah kita menghadapi hari depan?  Jawabannya:  tidak sanggup jika mengandalkan kekuatan sendiri, karena sehebat, sekuat, sepintar atau sekaya apa pun seseorang, kekuatannya sangatlah terbatas.  Tidak bisa tidak, kita membutuhkan kekuatan yang berasal dari luar diri kita agar kuat berdiri di tengah terpaan badai kehidupan yang kian mengganas ini.  Kekuatan yang kita butuhkan adalah kekuatan adikodrati atau kekuatan yang melebihi atau di luar kodrat alam, supranatural, yang hanya kita peroleh melalui doa atau persekutuan karib dengan Tuhan.
Tidak sedikit orang percaya menganggap remeh dan sepele kekuatan doa.  Alkitab menyatakan:  "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.  Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya."  (Yakobus 5:16b, 17, 18).  Doa menghadirkan kuasa Tuhan yang tak terbatas atas diri manusia yang terbatas.  Kekuatan doa sanggup menembus kemustahilan!  Ketika Elia berdoa supaya tidak turun hujan, hujan pun tidak turun di bumi selama 3,5 tahun, dan ketika ia berdoa meminta hujan kepada Tuhan langit pun menurunkan hujan.  Doa adalah senjata ampuh mengalahkan musuh dalam bentuk apa pun:  masalah atau pencobaan;  doa mampu menggetarkan hati Tuhan sehingga Ia bertindak memberikan pertolongan dan menyembuhkan segala macam sakit-penyakit. 
Renungkanlah dan jadilah bijak

Tuhan Yesus Memberkati

Rabu, 06 Juni 2018


Seperti apa penyembahan yang sejati itu?

Jawaban: Rasul Paulus menggambarkan penyembahan yang sejati itu dengan sempurna di surat Roma 12:1-2. “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah. Itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna.”Bagian ini menyatakan unsur-unsur penyembahan sejati. Pertama, harus ada motivasi yang benar dalam penyembahan: “belas kasihan Allah.” Karena belas kasihan Allah, barulah kita bisa dianugerahi hal-hal yang tidak sepantasnya kita terima. Kasih yang kekal, anugerah yang kekal, Roh Kudus, damai sejahtera yang tidak berkesudahan, sukacita yang kekal, iman yang menyelamatkan, penghiburan, kekuatan, kebijaksanaan, harapan, kesabaran, kebaikan, hormat, kemuliaan, kebenaran-keadilan-Nya, keamanan, hidup kekal, pengampunan, rekonsiliasi, pembenaran, pengudusan, kebebasan, diperantarakan, dan masih banyak lagi lainnya.
Pengetahuan dan pemahaman atas hadiah-hadiah spiritual yang luar biasa ini hendaknya mendorong kita menuangkan semua rasa puji dan syukur kita kepada-Nya. Membuat kita dengan sungguh-sungguh menyembah-Nya.Di bagian ini juga digambarkan sikap hati kita yang seharusnya dalam menyembah Allah: “supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah.” Mempersembahkan tubuh berarti memberikan segala sesuatunya kepada Allah. Kata “tubuh” di sini merujuk pada segala sesuatu yang ada pada diri kita—hati, pikiran, akal budi, sikap— harus dipersembahkan kepada Allah.Dengan kata lain, kita harus berserah diri dan menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya, seperti halnya korban binatang yang dipersembahkan di atas altar. Bagaimana caranya? Bagian ini menyatakannya dengan jelas: “berubahlah oleh pembaharuan budimu.” Setiap hari, kita memperbaharui akal budi kita dengan membersihkannya dari “ragi dunia” dan mengisinya dengan kebenaran Alkitab. Kita menyembah-Nya dengan pikiran yang sudah diperbaharui dan dimurnikan, bukan dengan emosi semata.
Emosi adalah hal yang baik, tapi hanya jika dikendalikan oleh pikiran yang sudah dikuasai Kebenaran. Jika tidak, emosi bisa merusak, menjadi kekuatan yang tidak bisa dikendalikan. Ke mana pun pikiran kita pergi, kehendak kita akan mengikutinya, begitu pula dengan emosi kita. Surat 1 Korintus 2:16 menyerukan kita supaya memiliki “pikiran Kristus,” bukan emosi-Nya Kristus.
Hanya ada satu cara untuk memperbaharui akal budi kita, yaitu melalui Firman Tuhan. Kebenaran adalah pemahaman terhadap Firman Tuhan, yang bisa menuntun kita untuk memahami belas kasihan Allah. Tahu tentang kebenaran, percaya kebenaran itu, beriman-percaya sepenuhnya atas kebenaran itu, dan menyukai kebenaran itu yang bisa membuat seseorang bertumbuh secara rohani. Seseorang menjadi insyaf hanya karena mengasihi Allah. Kasih itu bisa ada sebagai respon terhadap Kebenaran, bukan karena dipengaruhi musik tertentu.
Musik tidak ada hubungannya dengan penyembahan. Musik tidak bisa menghasilkan penyembahan, walaupun bisa menciptakan emosi tertentu. Musik bukanlah dasar bagi penyembahan, walaupun bisa diekspresikan melaluinya. Jangan bersandar pada musik untuk melakukan pernyembahan; tapi perlakukan musik sebagai ekspresi dari hati seseorang yang sudah dijamah belas kasihan Tuhan, patuh dan taat terhadap perintah-perintah-Nya.
Penyembahan sejati adalah penyembahan yang berpusat pada Allah semata. Banyak orang yang merasa hanya bisa menyembah kalau dilakukan di tempat tertentu, diiringi musik tertentu, dan bagaimana penyembahan itu seharusnya dilakukan. Memusatkan perhatian pada hal-hal seperti ini akan membuat kita kehilangan arti penyembahan yang sesungguhnya.
Yesus menyatakan para penyembah sejati akan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:24). Ini berarti kita menyembah Allah dari lubuk hati kita yang terdalam melalui jalan yang telah Allah sediakan. Penyembahan bisa melibatkan doa, membaca Firman Tuhan dengan hati yang terbuka, bernyanyi, ikut serta dalam Perjamuan Kudus, dan melayani satu sama lain. Penyembahan tidak terbatas hanya pada satu kegiatan, tapi yang penting dilakukan dengan sikap dan motivasi hati yang benar.
Penting untuk dipahami kalau penyembahan hanya diperuntukkan bagi Allah saja. Hanya Allah yang layak disembah, jangan pernah kepada hamba-Nya (Why 19:10). Orang Kristen tidak pernah boleh menyembah orang-orang kudus, patung, para malaikat, ilah-ilah palsu, bahkan Maria bunda Yesus.
Kita juga tidak boleh menyembah Allah dengan berharap sesuatu sebagai balasannya, misalnya mukjizat penyembuhan. Penyembahan hanya diperuntukkan bagi Allah, karena Dia layak disembah. Penyembahan hanya semata-mata untuk menyenangkan-Nya. Penyembahan bisa dilakukan di tempat umum (Mzm 22:22; 35:18), di antara para jemaat, di mana kita bisa memuji dan memuliakan-Nya, untuk segala sesuatu yang sudah dikerjakan-Nya dalam hidup kita.
Penyembahan yang sejati bisa dirasakan dalam lubuk hati yang terdalam, yang kemudian terekspresikan melalui tindakan kita. “Penyembahan” yang basa-basi itu tidak menyenangkan hati Tuhan dan hanyalah sia-sia saja. Allah bisa melihat semua kemunafikan kita, dan Allah sangat membencinya. Allah menyatakannya dengan jelas di kitab Amos 5:21-24, ketika Allah berbicara mengenai penghukuman yang akan datang.
Contoh lain soal ini dinyatakan dari kisah Kain dan Habel, anaknya Adam dan Hawa. Mereka berdua membawa persembahan kepada Allah, tetapi Allah hanya berkenan kepada persembahan Habel. Kain membawa persembahan secara asal-asalan, sementara Habel mempersembahkan yang terbaik. Habel datang membawa iman dan puji syukurnya.
Penyembahan yang sejati tidak ditentukan dari apa yang kita lakukan di Gereja, ataupun mengenai apapun yang terlihat oleh orang-orang. Penyembahan yang sejati baru terjadi ketika kita dengan sungguh-sungguh mengakui Allah; mengakui kuasa-Nya dan kemuliaan-Nya dalam segala sesuatu yang kita kerjakan. Bentuk termurni dari ibadah dan penyembahan adalah ketaatan kepada-Nya dan Firman-Nya.
Untuk bisa melakukan ini, kita harus mengenal Allah. Kita tidak bisa mengabaikannya (Kis 17:23). Penyembahan adalah untuk memuliakan dan meninggikan Allah—untuk menyatakan kesetiaan dan kekaguman kita kepada Bapa di surga. 




Senin, 14 Agustus 2017

Pernah Main Dipantai? Berarti Ngerasain Susahnya Bersihin Pasir Yang Nyelip Dimana-mana

Pernah Main Dipantai? Berarti Ngerasain Susahnya Bersihin Pasir Yang Nyelip Dimana-mana

Ibrani 10:10
Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 38; 1 Timotius 2; Yesaya 29-30
Ini adalah musim panas  dimana hari terasa panjang dan panas. Kebanyakan orang  ingin melepaskan diri dari rasa panas membayangkan diri mereka berbaring di pantai di mana mereka bisa berjemur atau melompat ke air yang sejuk dan menyegarkan. Semua orang menyukai pantai, kecuali untuk satu hal; pasir ada dimana-mana. Kamu bisa mengebaskannya, membasuhnya, dan membersihkannya namun pasir itu tidak akan hilang.
Pasir akan muncul dimana-mana. Pasir di sepatumu, di tasmu, di ponselmu, dan di setiap celah dan pori-pori di tubuhmu. Pasir tidak lepas dengan mudah. Setelah pergi keluar dan memukuli pakaian dan handukmu untuk memaksa partikel pasir lepas, kamu harus mencuci semua yang ada di mesin cuci. Kamu juga harus meniup atau menggunakan semprotan udara bertekanan pada ponselmu atau peralatan elektronik lainnya. Tapi, untuk tubuhmu, kamu harus mandi. Dan kamu tahu bahwa pasir tidak begitu saja hilang saat kamu berdiri di bawah pancuran dan terakumulasi di bagian bawah. Kamu harus membersihkan tubuhmu dengan sabun.
Demikian juga dengan dosa dalam hidup kita. Kita bisa mencoba dan mencoba menyingkirkannya sendiri, tapi kita tidak bisa. Alkitab mengatakan,
"Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin." Yesaya 64: 6
Ada banyak yang mencoba memperbaiki diri sebelum mereka tunduk kepada Tuhan dan air pembersihanNya. Masalahnya adalah tidak ada yang bisa kita lakukan dengan dosa. Kita bisa memperbaiki diri dengan menghadiri konferensi swadaya atau dengan membaca berbagai buku populer, tapi itu tidak akan berdampak apapun dalam membersihkan kita dari dosa yang melekat pada kita seperti pasir. Hanya Tuhan yang bisa mengatasi dosa.
"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." 1 Yohanes 1: 9
Karena dosa tidak suka melepaskan, dibutuhkan Tuhan untuk membersihkan kita. Dan saat Dia membersihkan kita, kita benar-benar bersih. Kita menyukai nyanyian lama itu, "Apa yang dapat menghapuskan dosa saya?" Dan tanggapan yang besar dan sangat besar, "Tidak ada yang lain selain darah Yesus!" Sebenarnya, Yesus membersihkan kita dari putih bersih, tidak ada setitip atau sebutir pasir/dosa yang tertinggal. 
"Bagaimana saya bisa bersih?" Tanyamu. Tulisan suci dalam 1 Yohanes menunjukkan jalannya kepada kita. Kita perlu mengakui dosa-dosa kita. Pengakuan bukan hanya pengakuan verbal, melainkan juga sikap menyesal. Sama seperti orang tua bisa membedakan penyesalan anak yang sungguh-sungguh, Bapa surgawi kita juga dapat membedakan sikap kita di balik pertobatan.
Pergi ke pantai akan menghasilkan kita dikotori oleh dosa dimana-mana, sama seperti kita saat ini hidup dalam  dunia  dipenuhi dengan keberhasilan dan kegagalan, terutama dalam perjalanan kita menuju kebenaran. Mengetahui hal ini akan menguatkan kita, tidak melemahkan kita. Kita tidak sempurna, kita akan berdosa. Tapi, puji Tuhan, Yesus setia mengampuni kita. Dan saat Dia mengampuni kita, itu bukan hanya sebagian yang diampuni, semuanya diampuni. Benar-benar bersih. Murni dan seputih salju.
Hak Cipta © 2017 Jim Tippins Ph.D. Digunakan dengan izin.

Saat Gelombang Kehidupan Keras Menghadang, Ingatlah Untuk Berselancar Bersama Yesus

Saat Gelombang Kehidupan Keras Menghadang, Ingatlah Untuk Berselancar Bersama Yesus

 Roma 5: 3-4
Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 37I Timotius 1Yesaya 27-28
Aku dan adikku berdiri di tepi laut sedalam lutut sembari melompati ombak lautan air yang menghantam. Kami saling berpegangan tangan dan berusaha untuk menghindari sapuan ombak dan memekikkan tawa bersama.
Seiring bertambahnya usia, kami berkelana lebih dalam dan bukannya melompati ombak, kami menungganginya. Waktu yang tepat menungganginya adalah ketika gelombang lautnya mulai beriak. Melakukannya di waktu yang salah malah hanya akan membuat kita terhalang oleh ombak dan terhantam dengan keras sampai ke dasar laut. Tapi kalau kita menempatkan diri secara strategis seirama dengan ombak, maka kita akan terdorong dengan kekuatan ombak itu sendiri. Pada akhirnya, perjalanan selancar kita akan mulus sampai ke tepian pantai.
Kadang-kadang, aku juga merasa berada di samudra kehidupan. Beberapa gelombang pertama cukup keras, lalu beberapa gelombang kecil. Lalu diikuti dengan ombak kencang yang menenggelamkanku.
Pernah merasa sepertinya gelombang kehidupan memukulmu jatuh? Saat kita mengalaminya sulit sekali bahkan untuk menarik nafas barang sekejap pun. Tapi mari bersukacita. Karena dengan pertolongan Tuhan, kita bisa jadi peselancar yang handal!
Masalah yang datang dalam hidup kita ibarat gelombang lautan. Kita bisa bersukacita saat menghadapinya karena kita tahu kalau masalah itu adalah ujian yang membantu kita untuk semakin kuat. “….kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” (Roma 5: 3-4)
Kita tahu bahwa Tuhan adalah tuan atas lautan kehidupan kita. Melalui Roh Kudus kita dimampukan untuk memiliki keberanian dan kekuatan dalam menunggangi gelombang kehidupan itu dengan penuh kemenangan.
Sebagai orang percaya, kita melompati gelombang kecil kehidupan dengan berpegang pada tangan Yesus. Saat kita jatuh, kita belajar kalau Yesus masih berdiri bersama kita, tangan-Nya menenteng kita untuk bangkit kembali dan mendorong kita untuk mencobanya lagi. Kepercayaan kita dibangun dengan kuasa Tuhan yang sanggup mencegah kita tenggelam. Keakraban kita dengan ombak lautan memperdalam pemahaman kita tentang kehidupan.
Perjalanan kita yang semakin dalam bersama Yesus akan memberikan kita sukacita. Kita akan menemukan kebahagiaan di lautan kehidupan kita dan belajar tentang irama kehidupan kita di lautan yang tenang dan yang keras. Gelombang lembut ini memberi kita waktu yang lebih tenang untuk sekadar menikmati lautan. Saat ombak datang, kita menempatkan diri kita di telapak tangan Tuhan. Kita percaya kalau pendaratan ke tepi pantai akan menjadi petualangan yang tidak akan menyakiti kita tapi justru meningkatkan kemampuan berselancar kita, kemampuan kita untuk menjalani kehidupan yang melimpah.
Tuhan tidak bermaksud mencelakakan kita dengan ombak lautan yang keras. Tapi, si jahatlah yang mereka-reka kalau ombak yang kita hadapi adalah ombak yang mematikan. Karena si jahat tak berhenti untuk mencuri fokus kita dari Tuhan dan membuat kita takut kepadanya (Yohanes 10: 10).
Bagi kalian semua yang sedang diterpa ombak keras ini, kalian hanya perlu berpegangan dengan Tuhan. Karena Dia adalah penguasa samudera kehidupan kita dan yang akan memberikan kita kemenangan melalui iman kita melalui Yesus, yang dikorbankan bagi dosa-dosa kita dan yang telah bankit kembali untuk menguasai samudera dan alam semesta dengan kebenaran-Nya. Jadi, mari menyambut gelombang itu dalam nama-Nya.

Fokuskan pandangan pada Yesus, bukan pada besarnya masalah. Ulurkan tangan untuk mendapatkan pertolongan-Nya

Ikuti Instruksi dari Tuhan dan Kamu Pasti Berhasil!

Ikuti Instruksi dari Tuhan dan Kamu Pasti Berhasil!

Ulangan 31:6
“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 36II Tesalonika 3Yesaya 25-26
“Kamu perlu memercayai air. Itu adalah teman terbaikmu.”
Kata-kata tersebut datang dari seorang anak berusia 21 tahun yang mulai berenang pada usia tiga tahun dan yang telah berkompetisi secara profesional, menasihati seorang pria berusia 40 tahun lebih yang tidak pernah berenang. Saya selalu ingin belajar berenang, tetapi tidak tahu apa yang harus diharapkan selain berada di air dan belajar teknik yang "mudah". Wah, ternyata saya salah!
Kemunduran terbesar saya tidak memercayai diri untuk mengetahui bahwa air dan tubuh saya bisa menahan saya, bukannya tenggelam - jika saya rileks. Sepanjang prosesnya, pelatih saya ada di sana mengatakan kepada saya, “Saya di sini, saya tidak akan membiarkanmu terluka.”
Saya mencobanya, tetapi muncul gambaran akan tenggelam dan pikiran bagaimana reaksi keluarga saya terhadap kematian saya. Beberapa detik saya akan merilekskan tubuh dan mengikuti instruksinya, saya mendapati diri saya mengapung. Namun begitu menyadari bahwa saya mengambang, ketakutan mencengkeram dan badan saya mulai turun menuju kepada kedalaman air perlahan-lahan. SAYA TAKUT!
Kata-kata perpisahannya sederhana. “Luangkan waktu sebanyak yang kamu bisa di air sehingga kamu bisa merasa nyaman di dalamnya. Selain itu, gunakan kacamata renang sehingga kamu bisa melihat bawah air. Mungkin itu akan membantu mengatasi rasa takutmu.”
Saya merenungkan kata-kata itu, “Kamu harus memercayai air itu...,” “habiskan banyak waktu di dalamnya...,” dan "gunakan kacamata renang...” Empat hal muncul dalam pikiran saat saya memikirkan perjalanan tentang memercayai ini:
1. Pelatih selalu hadir: Seberapa sering kita bertindak seolah-olah Tuhan tidak hadir saat kita mengalami tantangan hidup? Kita menjadi terjebak dan menenggelamkan suara Roh Kudus karena ketakutan kita sangat melumpuhkan sehingga kita tidak memberi kesempatan kepada Tuhan untuk bekerja. Ulangan 31:6 menyatakan, "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau." Jika kita mendengarkan instruksi sederhana yang Tuhan berikan kepada kita pada saat-saat ketakutan, kita akan mengambang dan tidak tenggelam.
2. Air adalah teman kita: Citra air dalam Alkitab melambangkan kehidupan baru, janji Tuhan, pembersihan, dll. (Yohanes 7:38, Mazmur 65:9, Efesus 5:26). Firman Tuhan ada untuk memberi kita petunjuk dan memperbarui kehidupan setiap hari. Mazmur 119:105 menyatakan, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Apakah kita memercayai Firman untuk menahan dan mengapungkan kita saat kehidupan mengamuk atau kita mencoba memercayai ketidakmampuan kita sendiri?
3. Kacamata renang: Saya membeli kacamata renang dan lihatlah apa bedanya! Saya masih takut dan tidak bisa melayang, tetapi melihat bagian bawah kolam telah menjadi pengubah permainan. Saya lebih tenang. Saya sangat percaya Tuhan ingin kita menggunakan mata iman untuk melihat bagian bawah kolam kita dan mengetahui bahwa itu tidaklah semenakutkan seperti yang kita kira. Roma 1:17 menyatakan “Orang benar akan hidup oleh Iman.” Kita hanya perlu memercayai pelatih kita karena Ia telah berjalan di lantai kolam kita dan mereka dapat dikalahkan.
4. Pikiran yang Diperbaharui: Memiliki pikiran negatif saat menjalani hidup tidaklah pernah membantu. Pikirkanlah ini, saya sedang melatih pemakaman saya selama pelajaran pertama saya. Namun, saya masih di sini. Efesus 4:23 menyatakan, "supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu," Kita perlu memikirkan Firman Tuhan dalam kejadian-kejadian hidup kita. Filipi 4:8 harus menjadi pembimbing kita dalam segala hal dan pikiran.
Saya kembali ke pelajaran kedua minggu ini dan saya berharap beberapa pelajaran pertama yang telah saya pelajari akan menjadi nyata. Pelatih saya akan hadir, saya akan memercayai air, saya akan berjalan di lantai dan pikiran saya akan diperbaharui.
Hak Cipta 2016, Towera Nyirenda Loper. Digunakan dengan izin.

Selama Kamu Memercayai Tuhan dan Mengikuti Arahan-Nya Maka Kamu Pasti Bisa Melewati Segala Tantangan Hidup ini Dengan Baik.

Selasa, 08 Agustus 2017

Ketika Tuhan Memurnikan Hatimu, Jalanilah Dengan Rela Dan Sukacita

Ketika Tuhan Memurnikan Hatimu, Jalanilah Dengan Rela Dan Sukacita

1 Petrus 1:6-7
Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 35 ; II Tesalonika 2 ; Yesaya 23-24
Beberapa pria adalah pandai emas dengan berdagang dan beberapa adalah perajin perak. Tahukah kamu kalau  Tuhan itu seorang perajin perak? Alkitab menggambarkan Dia sebagai Tuhan yang menguji hati kita.
Dia mengatakan kepada kita di dalam Kitab Wahyu,
"Akulah yang menguji batin dan hati orang." (Wahyu 2:23)
Dia juga digambarkan sebagai seorang pemurni and pembersih yang hebat, Dia yang terus-menerus menilik hati manusia, dan yang membentuknya untuk diukir dan membuat kita menjadi sesuatu yang indah dan berharga.
Apa sebenarnya yang Tuhan cari? Dia mencari hati yang dapat secara disebutnya secara unik sebagai miliknya sendiri, satu yang ditangkap dan dimenangkan hanya dengan sebuah tatapan mata-Nya.
Dia rindu untuk menemukan hati yang penuh gairah, seperti wanita Shulam yang dijelaskan dalam surat cinta Salomo. "Kekasihku kubukakan pintu, tetapi kekasihku sudah pergi, lenyap. Seperti pingsan aku ketika ia menghilang. Kucari dia, tetapi tak kutemui, kupanggil, tetapi tak disahutnya." (Kidung Agung 5: 6).
Dia terus-menerus menguji dan mencoba hati kita untuk melihat apakah kita akan setia kepada-Nya dan hanya kepada-Nya saja. Saya hampir bisa memvisualisasikannya di bengkel KerajaanNya, memakai celemek  dan kacamata pelindung sementara hati-hati menempatkan hati kita yang "belum diuji" jauh di dalam perapian batu api yang menyala-nyala.
Proses melelahkan untuk memurnikan dan membersihkan hati akhirnya menghasilkan hati yang murni. Pada tahap akhir penempaan dan pembentukan, hati kita sepenuhnya dibentuk oleh-Nya.
Dia melihat dengan saksama, memastikan bahwa pekerjaan pembakaran ini sangat teliti. Tidak ada yang akan dilewatkan. Dia mengambil beberapa saat untuk menghapus keringat dari kening-Nya ... atau apakah itu air mata dari pipi-Nya? Meskipun demikian, Tuhan menyadari bahwa proses itu sangat melelahkan dan terkadang menghancurkan.
JantungNya sendiri penuh dengan rasa sakit dan kesedihan yang mendalam yang mengenal sepenuhnya apa yang ada di dalam ruang tersembunyi dimana tidak ada yang bisa melihat selain Dia.
"Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?" (Yeremia 17: 9)
Mata tajamnya menembus seperti sinar laser, melesat melewati semua tampilan luar dan mengasah setiap niat yang murni dan setiap tujuan yang sudah dirancang . Tangannya yang lembut mendorong sisa debu yang tersisa saat cahaya memperlihatkan motif yang salah atau niat jahat. Semua gerakan ditimbang, dianalisis dan dibawa ke pemeriksaan Roh Kudus secara tak henti-hentinya.
"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12)
Mengapa Dia melakukannya? Dia melakukannya karena, tanpa terus-menerus "membakar" kotoran itu, kita tidak dapat menjadi tembus pandang dan transparan. Kita harus bisa "melihat" dan "terlihat" sehingga kita dapat lebih dan lebih lagi mencerminkan kemuliaan yang indah dari Tuhan kita Yesus Kristus.
Yang paling pasti Tuhan kita adalah Maha Guru Pengrajin Perak! Keinginannya adalah pengujian yang terjadi... terbukti benar, untuk memenuhi mandat akhir zaman mempersiapkan gereja yang kudus dan tidak bercela (Efesus 5: 27 ).
"Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya."(Wahyu 21: 2)
Apakah kamu  sedang merasajan  panasnya api pemurnian itu? Ijinkan saya mendorong kamu untuk menyerahkan dirimu pada proses Tuhan itu. Izinkan Dia untuk membuktikan kepada kamu dengan menyulut hatimu dengan semua api yang menghanguskan-Nya itu! Inilah satu-satunya cara Tuhan mengetahui siapa yang benar-benar milik-Nya sendiri.
Maukah kamu mengizinkan Sang Ahli Perak yaitu Tuhan untuk membentuk dan membuat hatimu menjadi serupa dengan citra Putra-Nya, Yesus Kristus, yang telah diadili ... dan ternyata benar!
Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." (2 Petrus 1:17)
Hak Cipta © Missey Butler. Digunakan dengan izin.

Apa Jawabanmu Saat Yesus Bertanya, Maukah Kamu Sembuh?

Apa Jawabanmu Saat Yesus Bertanya, Maukah Kamu Sembuh?

Yohanes 5:6
Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"
Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 34 ; II Tesalonika 1 ; Yesaya 21-22
"Maukah kamu sembuh?" Pertanyaan ini menghujam saya. Mengingat kembali beberapa tahun terakhir hidup saya, dipenuhi dengan kelelahan, rasa sakit, rasa pusing, dan kebingungan; semua itu hasil kecelakaan keracunan arsenik. Keluarga kami telah menghirup asap dari pembakaran kayu lapis dan berbagai sampah beracun. Saya jadi begitu sakit sehingga saya tiak bisa mengingat alamat rumah saya saat mengisi formulir di kantor rumah sakit. Selama berbulan-bulan, saya harus menelan 72 pil setiap harinya dengan literan air untuk mendetoksifikasi tubuh saya.
Saya dengan rajin melakukan penelitian dampak jangka panjang keracunan arsenik, dan salah satu artikel begitu menempel dalam pikiran saya; muncul secara terus menerus dan menghantui pikiran saya, mempengaruhi setiap keputusan saya. Sebuah komunitas kecil juga mengalami keracunan arsenik. Delapan persen dari mereka mengindap berbagai penyakit kanker dalam 10 tahun kemudian. Kebanyakan adalah penyakit mematikan. Delapan hingga sepuluh tahun? Kedengarannya waktu yang lama saat saya membaca artikel ini, tetapi sekarang saya berada di tahun ke sembilan. Bukan hanya saya, tapi juga anak-anak saya. 
Saya mulai merasakan berbagai rasa nyeri dan bermunculan kista dalam berbagai bentuk dan ukuran di tubuh saya; beberapa harus dibiopsi, sedangkan yang lainnya pecah dengan sangat menyakitkan. Semua itu hanya permulaan.. sejauh ini. Semakin dekat saya dengan tahun ke sepuluh saya, semakin saya ingin menyerah setiap kali muncul kista atau rasa nyeri, atau beberapa bagian tubuh saya yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Saya seperti menghadapi bencana yang tidak bisa dihindari. Dalam pikiran saya, malapetaka itu sudah pasti. Bukan lagi masalah "jika", tetapi tentang "kapan." Saya merasa seperti hidup dengan waktu pinjaman. 
Hingga, suatu Kamis pagi, kami mempelajari Injil Yohanes:
Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya.
Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?" (Yohanes 5:2-6)
Saya kaget dengan jawaban pria itu atas pertanyaan Yesus karena saya menyadari bahwa saya juga menjawab pertanyaannya dengan cara yang sama selama sembilan tahun. Saya menghabiskan begitu banyak waktu berkutat pada mengapa saya sakit, sehingga saya terus berbaring di tilam saya, menunggu kehancuran saya. 
Saya mengalami pewahyuan pagi itu. Yesus ingin saya bertindak; mengangkat tilam saya dan terus maju ke depan. Saya sudah memutuskan jumlah hari-hari saya. Setiap hari adalah anugerah, dan saya menghabiskannya dengan sia-sia dibawah tilam saya, dekat kolam Bethesda. 
Ini adalah saatnya saya bangun mengangkat tilam dan berjalan dengan iman dengan harapan akan masa depan. Sekarang, saya melihat benjolan sebagai sekedar benjolan. Saya tidak lagi hidup untuk menunggu kematian. Saya akan menjalani hidup saya dengan "sehat."
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. ~ Efesus 5:15-16
Hari ini, apakah kamu mau sembuh?
Hak cipta © Kathy Thomas. Digunakan dengan izin.

Senin, 07 Agustus 2017


Klik Download Untuk HTML versi Keempat

Image result for gambar html \

Klik Download Untuk HTML versi Ketiga
Image result for gambar html \

Jangan Pernah Berpikir Kamu Nggak Bisa Buat Apa-apa, Buatlah Perbedaan dengan Kuasa Tuhan

Jangan Pernah Berpikir Kamu Tidak Bisa Buat Apa-apa, Buatlah Perbedaan dengan Kuasa Tuhan

Efesus 6: 12
karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 33I Tesalonika 5Yesaya 19-20
Peristiwa yang baru-baru ini terjadi di negara kita dan di seluruh dunia cukup menggangguku. Aku sedih dengan pernyataan berani tentang kemarahan, kepahitan dan kebencian serta serangan kekerasan yang ditargetkan kepada warga sipil yang nggak bersalah dan juga pejabat-pejabat negara yang bertanggung jawab melindungi kita.
Aku mulai bertanya, “Ada apa dengan sikap hormat kita kepada orang lain? Ada apa dengan kehidupan rohani kita? Bagaimaan kita memahaminya? Apa yang kita lakukan dengan kesedihan itu?” Aku terus memikirkan pertanyaan ini. Tapi yang paling menghantuiku adalah soal “Apa yang bisa aku lakukan?”
Aku mungkin bukan siapa-siapa. Aku bahkan nggak punya pengaruh apa-apa bagi bangsaku. Karena aku bahkan nggak punya solusi untuk semua masalah yang kita hadapi saat ini. Dan, kalaupun aku melakukannya, mungkin suaraku hanya akan hilang di tengah hiruk pikuk ledakan dan opini. Aku nggak bisa melakukan apa-apa.
Aku menyadari kalau pikiran dan pendapatku nggak terlalu penting. Tapi sebenarnya yang terpenting adalah apa yang Tuhan katakan. Saat aku berhenti membunyikan kedua tanganku dan jelas mendengarnya, saat itulah suara Tuhan terdengar jelas sekali.
Inilah yang Tuhan mau kita lakukan, supaya kita datang masuk dalam panggilan-Nya merendahkan diri dan berdoa. Mencari wajah-Nya dan berbalik dari jalan-jalan kita yang jahat. Tuhan berjanji akan mengampuni dosa kita dan memulihkan bangsa kita (2 Tawarikh 7: 14-15).
Inilah saatnya kita melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara (Efesus 6: 12). Hal itu bisa kita lakukan dengan memakai kunci kerajaan surga yang diberikan Tuhan kepada kita. Apa yang terikat di dunia akan terikat di surga dan apa yang terlepas di dunia ini akan terlepas di surga (Matius 16: 19).
Firman Tuhan meyakinkanku kalau aku bisa membuat perbedaan. Kamu juga bisa, dan kita bisa membuat perbedaan. Sudah waktunya anak-anak Tuhan berani dan keras menghadapi dosa dan kekurangan kita sendiri. Kita mungkin orang-orang hebat dalam pandangan dunia, tapi kita adalah milik Raja di atas segala raja. Dia berdaulat atas segalanya. Waktu dia bicara, semuanya bisa terjadi. Dia bisa melakukan segala sesuatu (Matius 19: 26), dan Dia adalah tempat perlindungan, kekuatan, pertolongan dan pembebas kita.
“Orang-orang benar diselamatkan oleh TUHAN; Ia adalah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; TUHAN menolong mereka dan meluputkan mereka, Ia meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik dan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.” (Mazmur 37: 39-40)
Apakah saat ini kamu masih bertanya-tanya soal apa yang sbisa kamu lakukan (untuk bangsa atau dunia ini)?
Mari bergabung bersama dalam pertempuran di dalam roh, supaya kita bisa membuat perbedaan. Semoga kerajaan-Nya datang dan kehendak-Nya jadi di bumi seperti di surga.

Dengan kuasa yang kita dapatkan dari Tuhan, percayalah kita bisa membuat perbedaan besar

Yesus Sungguh Pribadi yang Paling Dapat Kita Andalkan

Yesus Sungguh Pribadi yang Paling Dapat Kita Andalkan

Mazmur 37:5-6
Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 29I Tesalonika 1Yesaya 11-12
Kita memiliki masa-masa dalam hidup saat kita melangkah dari pijakan yang pasti kepada tanah yang goyah. Melihat ke belakang, kita menemukan bahwa segala sesuatunya terasa begitu meyakinkan. Namun, kini kita merasa seperti seseorang yang berdiri di atas sebuah batang kayu di tengah sungai, dengan penuh kekalutan menggerakkan kaki kesana kemari, dengan lengan terulur dan berusaha menjaga keseimbangan.
Saya yakin itulah yang dirasakan Petrus saat keluar dari kapal. Bersama dengan murid-murid lainnya, dia berada dalam badai, tetapi sebagai nelayan, dia terbiasa dengan hal itu dan perahu tersebut adalah tempat yang aman baginya. Badai adalah sebuah hal biasa dan dibutuhkan sedikit iman untuk tetap berada di kapal. Terlepas dari ketakutannya, dia bisa berada di bawah kekuatannya sendiri dan melakukan apa yang dia ketahui untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Akan tetapi, begitu dia melangkah ke sisi kapal dan meletakkan kakinya dengan kokoh di puncak gelombang pertama itu, dia berada di wilayah asing.
Berjalan di atas air bukanlah sesuatu yang kamu bisa lakukan setengah-setengah. Dengan cara yang sama, kamu harus berkomitmen sepenuhnya kepada Tuhan, atau kamu tidak melakukannya. Di situlah Tuhan memisahkan laki-laki dewasa dengan anak laki-laki. (Jangan tersinggung.) Betapapun mengerikannya menemukan dirimu berada dalam situasi yang paling tidak mungkin dan tidak terduga seperti yang dilakukan Petrus, ini benar-benar tempat jaminan. Bila kamu menaruh kepercayaan kepada Tuhan dan berkomitmen untuk ikut kemanapun Ia memimpin, kamu benar-benar telah melangkah keluar dari kapal dan menuju batu yang kokoh. Tuhan tidak akan membiarkanmu benar-benar jatuh saat kamu hidup dengan iman.
Ayat keenam dari Mazmur 37 mengatakan, “Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang”. Abraham terhitung benar karena imannya. Dia meninggalkan rutinitas normalnya untuk mengikuti suara Tuhan. Sejak hari itu, hidupnya berubah. Ketika musuh-musuhnya menyerangnya, mereka musnah. Ketika orang mencoba mengutuknya, Tuhan mengutuk mereka. Hidupnya tak terhapuskan tergores ke dalam tablet sejarah. Yesaya 30:15 mengatakan, "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."
Jika kamu menghadapi masa ketidakpastian dalam hidupmu saat ini, saya memohon kembalilah kepada Tuhan. Atur jadwal sedemikian rupa sehingga kamu bisa memiliki waktu berdua dengan Tuhan. Kembalilah ke tempat istirahat itu, tempat dimana kamu pertama kali bertemu dengan Yesus. Kamu ingat, bukan? Itu ada di sana, di "Taman Eden”mu, saat kamu berjalan bersama Yesus di hari yang dingin, kamu menemukan kepercayaan dirimu kepada Tuhan. Kamu tahu di bagian terdalam jiwamu alasan mengapa kamu diciptakan. Kamu tahu kamu tidak akan pernah sendirian. Kamu tahu kamu tidak akan pernah gagal. Pikiranmu terfokus kepada Tuhan, dan Ia berbicara tanpa rintangan dalam hidupmu.
Saya menemukan lebih banyak setiap harinya betapa berharga masa-masa reguler Yesus ini. Ini menghasilkan buah di setiap bidang kehidupan saya. Kegembiraan saya meningkat, yang memungkinkan saya untuk membagikan Injil dengan lebih berani. Saya bisa melihat keadaan temporal dan frustasi waktu-waktu lalu yang sering saya hadapi dan rencana Tuhan untuk saya. Pikiran saya lebih tertib. Ada kedamaian di hati saya yang tidak terguncang oleh hal-hal eksternal. Ini mengagumkan. Setiap kecemburuan dan perselisihan dalam diri saya mati. Kekhawatiran menjadi bukanlah sebuah masalah. Juga, ini membebaskan saya untuk melayani orang lain. Saya bisa terus meneruskannya, tetapi saya pikir kamu mengerti.
Inilah doa saya untukmu saat kamu memasuki tahap berikutnya di dalam hidupmu, saat memasuki musim barumu. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (Filipi 4:7). Dan semoga kamu juga menemukan tempat istirahat yang indah ini di dalam Tuhan.
Hak Cipta ©Paul Dailey. Digunakan dengan izin.

Saat Segala Sesuatu Tak Pasti, Percayalah Kepada Tuhan Yesus yang Selalu Dapat Kita Andalkan.
Get Updates in your Email
Complete the form below, and we'll send you our best of articles.

Deliver via FeedBurner
TOP